Kamis, 05 April 2012

Siang Hari di PP KAMMI


Siang tadi, saya iseng-iseng mengunjungi official website PP KAMMI, kammi.or.id untuk mencari informasi yang mungkin berguna. Ketika sudah masuk ke laman utama, saya terkejut karena tiba-tiba layar menjadi gelap dan muncul beberapa paragaraf tulisan. Ternyata itu tulisan itu berisi Sikap PP KAMMI terhadap RUU Perguruan Tinggi, yang poin-poinnya tertera sebagai berikut:

1.    Menuntut tegas pemerintah menyediakan pendidikan murah dan berkualitas.

2.    Meminta masyarakat dan semua elemen mahasiswa mengawal RUU Perguruan Tinggi.

3.    Menyerukan kepada KAMMI Se-Indonesia untuk mengkritisi RUU Perguruan Tinggi.

Ini merupakan tanda bahwa KAMMI menaruh kepedulian begitu besar terhadap agenda pengesahan RUU Perguruan Tinggi (RUU PT) di DPR RI, yang sebentar lagi mencapai keputusan final. Selain itu, ini adalah instruksi tak langsung agar setiap kader KAMMI ikut mengkaji dan mengikuti perkembangan RUU PT. Apakah kita sudah ikut mengkajinya?

Jika belum, mari mulai sekarang kita mengkajinya. Kemarin (4/4), kader ikhwan KAMMI kampus C berkumpul untuk mendiskusikan RUU PT di masjid Nurul Afiah FKM UA. Diskusi yang dimulai pukul 20.00 WIB ini dipimpin oleh Muhadi, S.KM, mahasiswa S2 AKK FKM UA dengan moderator Bintang Gumilang, Kadep Kaderisasi PK KAMMI Airlangga. Rencananya, hari ini (5/4), PK KAMMI Airlangga akan melangsungkan diskusi kader wilayah kampus B membahas permasalahan yang sama. Diskusi bertempat di Masjid Nuruzzaman UA, dan dimulai pukul 19.30 WIB.

Jika engkau kader KAMMI dan peduli dengan dunia pendidikan tinggi, ayo ikut diskusi. Rugi kalau gak ikut!

Kamis, 22 Maret 2012

Teknis DM1 ITS Maret 2012

Informasi Pelaksanaan:
Jumat-Ahad,  23 – 25 Maret 2012
08.00-selesai
Di Masjid Al-Ikhlas Perak

Hal-hal yang harus dipersiapkan peserta:
1. Ruhiyah:
  • Qiyamul Lail (sholat tahajud, minimal 4 kali seminggu)
  • Tilawah (membaca Al-qur'an minimal ½ juz per hari)
  • Membaca dzikir pagi dan petang (Al Ma'tsurat) minimal 1x sehari
2. Jasadiyah
  • Menjaga fisik dengan riyadhoh / olahraga minimal sekali dalam satu minggu.
3. Perlengkapan
  • Alat sholat
  • Mushaf Alqur'an (hadist Arba'in bagi yang berhalangan)
  • Alat tulis
  • Alat mandi dan peralatan pribadi
  • Pakaian resmi (kemeja, celana kain, dan sepatu—nonjeans/kaos—bagi ikhwan; jilbab, kemeja, rok—nonjeans/kaos dan dilarang ketat/transparan—bagi akhwat)
  • Pakaian ganti untuk hari sabtu dan ahad
  • Pakaian olahraga
  • Slayer / Ikat kepala
  • Obat pribadi
  • Foto 3 x 4 sebanyak 1 lembar
4. Penugasan
  • Membaca artikel untuk DM 1 bisa di download di www.kammiunair.wordpress.com
  • Baca buku referensi: tentang Aqidah, Akhlaq, Peradaban Islam, Pemuda, Organisasi, Aksi, KAMMI
  • Halafalan surat Ash-Shaf 1-4
5. Info Keberangkata
  • Berkumpul mulai pukul 07.30 WIB di Masjid Nuruzzaman Kampus B Unair
  • Pemberangkatan bersama-sama dengan angkutan umum
  • Bagi yang membawa kendaraan sendiri dipersilahkan dengan tanggung jawab pribadi.
6. Biaya
  • Peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000,00

Tafsir Gerakan atas Visi, Misi, dan Prinsip Gerakan KAMMI

Tafsir Gerakan atas Visi, Misi, dan Prinsip Gerakan KAMMI
Rijalul Imam, S. Hum
 
Visi KAMMI
Wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami.

Misi KAMMI
(1)     Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.
(2)     Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa.
(3)     Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara.
(4)     Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.
(5)     Mengembangkan kerjasama antar elemen bangsa dan negara dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).

Generasi Assaabiquunal Awwalun
Kehadirannya tak diduga. Begitu angin reformasi tiba himpunan mahasiswa muslim itu bersepakat dari dakwah ini perlu ada wadah efektif untuk menggulirkan reformasi ini secara politis. Mereka menamakan dirinya sebagai Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang disingkat KAMMI. KAMMI lahir dari rahim reformasi mendeklarasikan dirinya untuk memperbaiki negeri yang tengah dikungkung oleh krisis multidimensional. Padahal sebelumnya bangsa ini mengalami masa stabilitas dan tinggal sedikit lagi memasuki era tinggal landas. "Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa." (QS. Al-An'am:44)
Kepercayaan diri mereka untuk menuntaskan permasalahan bangsa bersama elemen masyarakat lainnya menjadikan KAMMI selalu bersemangat berada di barisan terdepan dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Perubahan politik tiap detik tak menyurutkan KAMMI untuk selalu berada di garda terdepan, walau bagitu kerasnya benteng tirani rezim saat itu. Hanya ketakutan mereka pada Allah yang menjadikan mereka semangat untuk memperbaiki taman indah Indonesia ini. Mereka berani berkata tegas menyuarakan keadilan di depan penguasa yang zalim. Mereka kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak memihak rakyat. Bahkan mereka cermat terhadap tindak-tanduk koruptor yang berdasi itu. Mereka sadar jika mereka tidak kritis maka para pemimpin dan pembesar itu akan menghancurkan Indonesia hingga tak berbentuk lagi.
Mereka takut jika di akhirat kelak mereka termasuk golongan yang menyesali diri karena tidak kritis, mengekor saja dan tidak peduli pada kepentingan umat. "Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)." (QS. Al-Ahzab:67) Maka mereka segera merumuskan sarana efektif penumbang rezim itu dengan berlandaskan ketakwaan pada Allah. Sarana ini adalah buah dari pemahaman mereka atas ekspresi terkuat ketakwaan yang diisyaratkan Allah dalam al-Qur'an. "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah pada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri pada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung." (QS. Al-Maidah:35)
Maka lahirlah KAMMI dengan visi sebagai wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di  Indonesia. Perjuangan ini disambut para aktivis dakwah kampus di hampir seluruh penjuru Indonesia. Yang tergabung di dalamnya adalah anak-anak muda yang ketika itu mereka kental dengan mabit, qiyamullail dan lantunan ayat-ayat al-Qur'an. Di kantong baju mereka selalu ada al-Qur'an saku. Semangat mereka menggebu menderu. Sesekali mereka melantunkan nasyid Pemuda Kahfi yang mencoba membangkitkan negeri meraih generasi menumbangkan kedzaliman. Di mana dicari pemuda Kahfi, yang terasing demi kebenaran hakiki, untuk menoreh nama perkasa abadi.
Mereka sadar untuk menjadi umat yang terbaik, mereka harus terlibat di masyarakat melakukan aktivisme sejarah. Meretas sejarah di tengah kecamuk politik dan hiruk pikuk kebingungan dan putus asanya penduduk negeri ini. Mengajak masyarakat untuk beriman, menunjukkan mereka pada kebaikan, menyebar manfaat dan menghindarkannya dari kemaksiatan. "Kalian adalah umat terbaik yang dolahirkan untuk manusia, karena menyuruh berbuat yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…" (QS. Ali Imran:110). Sebagai anak muda, KAMMI memaksimalkan perjuangannya untuk menyelamatkan negeri. Menghindarkan bangsa dari keterpurukan yang berkelanjutan bahkan semakin di ambang batas kehancurannya dengan menghentikan kekuasaan penguasa tirani ini berserta kroni-kroninya. Mereka sadar bahwa musuh sesungguhnya adalah kebathilan, bukan personal atau materi. Tapi jika kebathilan itu sudah merasuk dan digerakkan oleh personal dan materi bersangkutan sudah selayaknya personal dan materi itu dihentikan dan dicabut segera agar tidak mewabah lebih besar lagi.
Maka jalan yang terbaik adalah membentuk kelompok yang solid dan terorganisir. Memiliki agenda yang jelas dan tujuan yang spesifik. "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang menang" (QS. Ali Imran:104). Mereka berusaha menghindarkan diri dari kesia-siaan, mereka hanya mengonsentrasikan diri pada berjihad bukan wacana lepas tanpa arah. Mereka mencoba membangun organisasi ini agar dilibatkan menjadi batu-bata bangunan peradaban Islam. "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh" (QS. Ash-Shaff:4)

KAMMI sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang akan kami had
api
KAMMI relakan jua serahkan dengan tekad di hati jasad ini darah ini sepenuh ridha di hati
KAMMI adalah panah-panah terbujur yang siap dilepaskan dari busur tuju sasaran siapa pun pemanahnya
KAMMI adalah pedang-pedang terhunus yang siap terayun menebas musuh tiada peduli siapapun pemegangnya
Asalkan ikhlas di hati tuk hanya ridha Ilahi Rabbi

KAMMI sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang akan kami had
api
KAMMI relakan jua serahkan dengan tekad di hati jasad ini darah ini sepenuh ridha di hati
KAMMI adalah tombak-tombak berjajar yang siap dilontarkan dan menghunjam menembus dada lantakkan keangkuhan
KAMMI adalah butir-butir peluru yang siap ditembakkan dan melaju dan mengoyak menumbang kedzaliman
Asalkan ikhlas di hati berjumpa wajah Ilahi Rabbi

KAMMI sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang akan kami had
api
KAMMI relakan jua serahkan dengan tekad di hati jasad ini darah ini sepenuh ridha di hati
KAMMI adalah mata pena yang tajam yang siap menuliskan kebenaran tanpa ragu ungkapkan keadilan
KAMMI pisau belati yang selalu tajam bak kesabaran yang tak pernah padam tuk arungi dakwah ini jalan panjang
Asalkan ikhlas di hati menuju jannah Ilahi Rabbi

KAMMI sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang akan kami had
api
KAMMI relakan jua serahkan dengan tekad di hati jasad ini darah ini sepenuh ridha di hat
i

Begitulah idealnya KAMMI, generasi Rabbani yang ditarbiyah al-Qur'an. Gerakan Mahasiswa Muslim yang mendedikasikan dirinya sebagai pengemban risalah al-Qur'an, penghubung langit dan bumi, ruh baru yang mengalir di tubuh umat, perangkai peradaban dan kafilah penerus perjuangan Rasulullah dan para khalifah ar-rasyidah yang bekerja untuk menegakkan Islam hatta laa takuuna fitnah wa yakuunaddinu kulluhu lillah.

Prinsip Gerakan KAMMI
KAMMI bangga dengan nikmat yang telah Allah karuniakan. Nikmat yang tiada duanya, tiada bandingnya dan tiada yang serupa dengan kenikmatan itu. Itulah nikmat Islam dan iman. Dengan nikmat ini umat Islam harus bangga, karena ia lebih mulia dan dimuliakan. Umat Islam harus tampil berwibawa di hadapan musuh-musuh yang sudah sejak lama mereka menghinakan dan merendahkan Islam.

"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derjatnya) jika kamu orang yang beriman" (QS. Ali Imran:139)

Maka dengan ini KAMMI meyakini semboyan yang menjadi prinsip gerakan KAMMI bahwa

Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI

Selasa, 07 Februari 2012

MIAS: Hari Keempat, Lengkap!


Sultoni Muslim (ketiga dari kiri) bersama peserta lain yang mengikuti DM3 Jawa Timur, 2011
Tidak seperti sebelum-sebelumnya, MIAS IV rangkaian persiapan pendelegasian pra-DM2 KAMMI Airlangga kali ini dihelat sejak pagi. Aura semangat akan kehausan ilmu tampak dari wajah-wajah kader yang hadir. Kemalasan pagi hari bagi sebagian orang sama sekali tidak tampak dari wajah cerah perserta. Pukul 09.30 MIAS dibuka dengan sangat ta’dzim oleh Kadept. Kaderisasi KAMMI Airlangga, akhina Bintang Gumilang. Selain dimulai pagi hari, hal yang membedakan lagi adalah MIS kali ini terbuka bagi semua kader yang ingin mengenal KAMMI lebih dalam. Sebab, MIAS terakhir ini adalah edisi spesial dengan menghadirkan pemateri special pula, yaitu Kadept Kaderisasi Pengurus Wilayah KAMMI Jawa Timur, akhi Sultoni Muslim.

Dihadiri oleh Ketua Umum KAMMI Airlangga, di depan peserta akh Sulton begitu bersemangat memaparkan materi MIAS dengan memberikan gambaran pengalaman dakwahnya mulai masuk kampus sampai berlaga di dunia persilatan dakwah kampus. Pengalaman sebagai takmir MRP UB selama empat tahun, Ketua Umum Mentoring UB sekaligus menjadi assabiqunal awwalun pelopor legalisasi mentoring, sampai menjadi Kadept. Kaderisasi KAMMI level komisariat, daerah, dan wilayah menjadikan wacana beliau tentang dakwah kampus begitu beragam dan komprehensif. Asam garam pengalaman dunia dakwah kampus menjadikan forum terasa hidup mengikuti setiap jengkal sejarah beliau.
Berbicara KAMMI, kader kelahiran Banyuwangi ini lebih fokus membicarakan masalah kaderisasi.
“Prinsip Kaderisasi yang pertama: rekrutmen kapan saja, dimana saja. Yang kedua: apa pun makanannya, minumnya teh botol Sosro. Yang ketiga: Kaderisasi Never Ending!”
Pengaderan menjadi hal yang sangat beliau perhatikan kewibawaannya. Dari pengaderan inilah terbentuk kader militan yang menjadi aset terbesar organisasi. Oleh karena itu, menurut beliau pengimplementasian Manhaj Kaderisasi KAMMI secara utuh menjadi hal yang harus senantiasa diupayakan.
Kalo kaderisasi tidak mempunyai wibawa, bagaimana orang bisa menghormati KAMMI?
Setelah rehat shalat Jumat, forum berlanjut sampai ashar tanpa diskusi seperti biasanya. Dengan dihadirkannya pemateri luar daerah dan selevel pengurus wilayah diharapakan mampu me-refresh paradigma ke-KAMMI-an kader. Keluasan wacana ke-KAMMI-an juga  sangat penting terlebih untuk calon peserta DM2, demikian ungkap ukhti Aisyah Sariasih selaku Sekdept. Kaderisasi KAMMI Airlangga. [bg]

Senin, 06 Februari 2012

MIAS: Hari Ketiga Ngomong Gerakan

Akhi Faiz memberikan materi kepada peserta MIAS #3
Masih bertempat di aula Masjidillah, MIAS hari ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Februari 2012. Peserta yang hadir 2 orang ikhwan dan 6 orang akhwat. Setelah dibuka dengan basmalah dan tilawah dari salah satu peserta, acara diawali dari pertanyaan yang dilontarkan oleh MCR, Bintang Gumilang, yang dirujuk dari artikel PP KAMMI “Mengapa dakwah di indonesia mengarah ke IM (Ikhwanul Muslimin –red)?” Kemudian MCR bercerita tentang sejarah IM di indonesia. Organisasi yang muncul saat itu, tidak lepas dari adanya pengaruh IM. Semangat untuk memperbaiki kondisi masyarakat melalui organisasi memunculkan berbagai macam gerakan, sebut saja NU, Muhammadiyah, Masyumi, dll. Di kalangan pelajar dan mahasiswa sendiri ada HMI dan PII.

Setelah sedikit bercerita, MCR menugaskan peserta untuk membuat sebuah analisis gerakan apa yang kira-kira cocok dengan 3 ranah yang disebutkan. Gerakan dalam ranah thulabi baik pelajar dan mahasiswa, mihany (profesi), dan parlemen. Peserta yang di bagi tiga kelompok dengan masing-masing permasalahan yang ditugaskan, diminta untuk menanalisis gerakan apa yang cocok di jalankan dengan mempertimbangkan sasaran, bagaimana kekhasan karakternya, hingga target ideal yang ingin dicapai apa. Selama kurang lebih 30 menit, peserta menganalisis dan hasilnya dipresentasikan untuk kemudian ditanggapi oleh peserta yang lain.

Diskusi berjalan seru, karena walaupun satu kelompok memiliki tugas masing-masing, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa kelompok lain tidak memikirkan permasalahan yang sama. Yang terjadi banyak sangkalan, tanggapan, dan masukan yang disampaikan oleh kelompok yang lain.

Walaupun diskusi berjalan dinamis, mau tidak mau harus di akhiri, karena pemateri sudah hadir. Pemateri pada hari ketiga ini adalah aktivis yang pernah menjabat sebagai Mahasiswa Nomor 1 di Unair. Beliau adalah mantan Presiden BEM Universitas Airlangga tahun 2009, Ahmad Faiz Khudlari Thoha. Beliau mengingatkan tentang karakter agama islam yang syamil,  kamil, dan mutakammil. Hal ini untuk menekankan bahwa islam juga mengurusi masalah politik.

Di akhir sesi, pemateri menjelaskan hendaknya sebuah pergerakan memiliki manhaj ‘pertengahan’. Sehingga tidak mudah untuk menyalahkan orang lain, mengutamakan ayat muhkamat (jelas –ed) dari pada ayat mutasyabihat (meragukan/perlu penjelas –ed), dan tidak menolak masalah ijtihadiyah. Ketika di buka sesi tanya jawab, peserta antusias untuk bertanya, memperdalam pengetahuan mereka. Saking antusiasnya, waktu yang dimiliki tidak mencukupi, sehingga tidak semua pertanyaan dapat terakomodasi.

Setelah closing statement dari pemateri, acara di tutup dengan hamdalah dan do’a penutup majelis. Tidak lupa pesan untuk menyelesaikan penugasan bagi para calon peserta DM2. 

[rai/gea]

Sabtu, 04 Februari 2012

Merumuskan Sosok Pemimpin Mahasiswa Unair





Oleh Gading Ekapuja Aurizki*


Sudah dua tahun lebih kita tak lagi berbicara tentang siapa sosok pemimpin ideal. Sudah dua tahun lebih kita tak lagi memperbincangkan siapa yang pantas maju dan siapa yang lebih layak turun. Sudah dua tahun lebih obrolan hangat itu tak lagi kita rasakan. Obrolan tentang masa depan. Obrolan tentang figur pembawa perubahan.
Saya takut kita sudah mulai jengah, frustasi, bosan, bahkan mungkin putus asa dengan semua keadaan ini! Akhirnya kita TAK LAGI PERCAYA kalau pemimpin harapan itu akan DATANG. Namun saya lebih takut jika kita terlanjur frustasi, siapakah yang akan memvisualisasikan sosok ideal yang pantas memimpin kita nanti?

Jumat, 03 Februari 2012

Negeri 3 Masalah vs. Dakwah 4 Ranah



Oleh Gading Ekapuja Aurizki*
“Rakyat yang baik akan memiliki pemimpin yang baik. Kaum Muslimin disibukkan menumpuk harta, bermegah-megahan, hingga bagi mereka pun pemimpin yang lalim. Kelak, suatu masa, jika setiap orang kembali kepada Tuhan dan Nabi-Nya dalam berhukum, seorang pemimpin sholeh pasti naik takhta.” (Syaikh Azadi kepada Syaikh Habiburrahman – Takhta Awan h. 361-362)
Ketika membaca novel Takhta Awan sampai bagian ini saya jadi teringat percakapan Ali bin Abi Thalib ra. dengan seorang lelaki ketika beliau masih menjabat sebagai khalifah.

Pada suatu hari lelaki tersebut berkata kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib, “Wahai Ali, ketika Abu Bakar dan Umar –radhiyallahu 'anhum- memerintah kondisi Umat Muslim sejahtera, sedangkan pada masamu Umat Muslim penuh problema.” Dengan tenang Ali ra. menjawab, “Itu karena pada masa Abu Bakar dan Umar rakyatnya seperti aku, sedangkan pada masaku rakyatnya seperti kamu.”