Oleh.
Gading Ekapuja Aurizki
Tak pernah kubayangkan, tinta
yang tergores dalam kertas impian setahun lalu itu menjadi kenyataan. Tak pernah
kubayangkan bisa mengikuti Daurah Marhalah 2 (DM2) yang dulunya kuanggap
sebagai daurahnya orang-orang hebat. Ditambah lagi, impian yang tertulis secara
spesifik itu dikabulkan oleh Allah secara spesifik pula. “DM 2 di Yogya”,
tulisku. Dan Allah pun mengabulkannya dengan mengikutkanku di DM 2 Sleman, DIY.
Alhamdulillah…
Awalnya, bisa dibilang aku
terlalu berambisi untuk ikut DM 2. Aku merasa DM 2 menjadi tantangan yang harus
ditaklukkan. Aku pun mengikuti sertifikasi pendelegasian DM 2 Malang dan Solo
sebelum genap satu tahun usiaku di KAMMI. Bersama beberapa orang seperti Mas Wildan Alfian Noor, Akh Arif Syaifurrisal, Akh Ubaidillah, dan beberapa orang lain, aku
harus ‘menghadapi’ penguji dari KAMMDA Surabaya, Akh Zyad. Saat itu kebetulan sertifikasinya dilakukan ketika Musyawarah
Daerah bulan Februari 2011 di Wisma Bahagia IAIN Sunan Ampel, Surabaya.
Meskipun aku mendaftar
karena diminta Ketua Komsat (saat itu Mas Mahendra
Setya Hantoro), akhirnya tetap tidak bisa lolos. Belakangan kuketahui kalau
saat itu qiyadah belum mengizinkan aku ikut DM 2 karena merasa diriku belum
pantas. Ada perasaan ‘sesuatu banget’, tapi mau bagaimana lagi. Kualitas diri belumlah
mencapai standar DM 2. Sedangkan 3 orang rekan sertifikasiku terbang semuanya
ke Malang, dan ikut DM 2 di sana.
Pasca menjadi Organizing Committee di Musyda KAMMDA
Surabaya, ada 2 event besar lagi yang harus kujalani di KAMMI. Menjadi
Koordinator Sie Humas dan Pendanaan dan menjadi Ketua OC Musyawarah Komisariat
(Musykom) KAMMI Airlangga 2011. Namun mengingat ‘sesuatu banget’ batalnya aku
ikut DM 2, ambisi itu pun lama-lama hilang. Aku mencoba untuk enjoy dengan kegiatan-kegiatan
ke-KAMMI-an tanpa mengejar keikutsertaan di DM 2. DM 2 itu apaan sih? Cuma sekedar
daurah kok.