Sultoni Muslim (ketiga dari kiri) bersama peserta lain yang mengikuti DM3 Jawa Timur, 2011 |
Tidak seperti sebelum-sebelumnya,
MIAS IV rangkaian persiapan pendelegasian pra-DM2 KAMMI Airlangga kali ini dihelat sejak pagi. Aura semangat akan kehausan ilmu tampak dari wajah-wajah kader yang hadir. Kemalasan pagi hari bagi sebagian orang sama
sekali tidak tampak dari wajah cerah perserta. Pukul 09.30 MIAS dibuka dengan
sangat ta’dzim oleh Kadept. Kaderisasi KAMMI Airlangga, akhina Bintang Gumilang.
Selain dimulai pagi hari, hal yang membedakan lagi adalah MIS kali
ini terbuka bagi semua kader yang ingin mengenal KAMMI lebih dalam. Sebab,
MIAS terakhir ini adalah
edisi spesial dengan menghadirkan pemateri special pula, yaitu Kadept Kaderisasi Pengurus
Wilayah KAMMI Jawa Timur, akhi Sultoni Muslim.
Dihadiri oleh Ketua Umum KAMMI
Airlangga, di depan peserta akh Sulton begitu bersemangat memaparkan materi MIAS dengan memberikan
gambaran pengalaman dakwahnya mulai
masuk kampus sampai berlaga di dunia persilatan dakwah kampus. Pengalaman
sebagai takmir MRP UB selama empat tahun, Ketua Umum Mentoring UB sekaligus
menjadi assabiqunal awwalun pelopor legalisasi
mentoring, sampai menjadi Kadept. Kaderisasi
KAMMI level komisariat, daerah, dan wilayah menjadikan wacana beliau tentang dakwah
kampus begitu beragam dan
komprehensif. Asam garam pengalaman
dunia dakwah kampus menjadikan
forum terasa hidup mengikuti setiap
jengkal sejarah beliau.
Berbicara KAMMI, kader kelahiran Banyuwangi ini lebih fokus membicarakan
masalah kaderisasi.
“Prinsip Kaderisasi yang pertama: rekrutmen kapan saja, dimana saja. Yang kedua: apa pun makanannya, minumnya teh botol Sosro. Yang ketiga: Kaderisasi Never Ending!”
Pengaderan menjadi hal yang sangat beliau perhatikan kewibawaannya. Dari
pengaderan inilah terbentuk kader militan yang menjadi aset terbesar
organisasi. Oleh karena itu, menurut beliau pengimplementasian Manhaj
Kaderisasi KAMMI secara utuh menjadi hal yang harus senantiasa diupayakan.
Kalo kaderisasi tidak mempunyai wibawa, bagaimana orang bisa menghormati KAMMI?
Setelah rehat shalat Jumat, forum berlanjut sampai ashar tanpa diskusi
seperti biasanya. Dengan dihadirkannya pemateri luar daerah dan selevel
pengurus wilayah diharapakan mampu me-refresh
paradigma ke-KAMMI-an kader. Keluasan wacana ke-KAMMI-an juga sangat penting terlebih untuk calon peserta
DM2, demikian ungkap ukhti Aisyah Sariasih selaku Sekdept. Kaderisasi KAMMI
Airlangga. [bg]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar