Rabu, 03 November 2010

Indonesia Menangis (1)

Bencana Mentawai

Rincian Korban Bencana Mentawai
(istimewa)
Padang (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 7,2 skala richter yang diikuti tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, telah menewaskan 112 orang, 502 lainnya dinyatakan hilang, dan 4.000 keluarga mengungsi.



Berikut rincian jumlah korban, lokasi ditemukannya korban tewas, dan warga yang hilang berdasarkan data sementara yang diumumkan oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Selasa malam (26/10).



Jumlah Korban:
  • Korban Tewas: 112 orang
  • Korban hilang: 502 orang
  • Korban mengungsi: 4.000 keluarga
Lokasi ditemukannya korban tewas:
  1. Dusun Munte Baru-Baru, Desa Betomonga, Kecamatan Pagai Utara,---58 orang.
  2. Dusun Beleraksok, Desa Kecamatan Pagai Selatan,-----------------15 orang.
  3. Dusun lain di Desa Betomonga, Kecamatan Pagai Utara,------------10 orang.
  4. Dusun Takbaraboat, Desa Kecamatan Pagai Selatan,----------------10 orang.
  5. Desa Geliulou, Kecamatan Sipora Selatan,-------------------------5 orang.
  6. Dusun Gobik, Desa Bosua, Kecamatan Sipora Selatan,---------------4 orang.
  7. Dusun Masokut, Desa Geliulou, Kecamatan Sipora Selatan,----------4 orang.
  8. Desa Silabu, Kecamatan Pagai Utara,------------------------------3 orang.
  9. Desa Bosuo, Kecamatan Sipora Selatan,----------------------------1 orang.
  10. Dusun Bukkumonga, Kecamatan Pagai Selatan,-----------------------1 orang.
  11. Desa Malakkopa, Kecamatan Pagai Selatan,-------------------------1 orang.     
Lokasi warga dilaporkan hilang: 
  1. Dusun Munte Baru-Baru, Desa Betomonga, Kecamatan Pagai Utara,--270 orang.
  2. Dusun lain di Desa Betomonga, Kecamatan Pagai Utara,-----------212 orang.
  3. Dusun Takbaraboat, Desa Kecamatan Pagai Selatan,----------------20 orang. 
BANTUAN BENCANA MENTAWAI
 
Kapal Pelni Jadi Posko dan Hotel Terapung

JAKARTA (Suara Karya): Manajemen PT Pelni siagakan KM Labobar sebagai posko (pusat komando) terapung bencana alam tsunami Mentawai, Sumatera Barat. Kapal yang memiliki kapasitas 3.000 penumpang tersebut juga difungsikan sebagai pusat kesehatan korban bencana dan penginapan para relawan serta pejabat negara.
"Dengan kapal itu, hantaman ombak yang ada di lepas pantai bisa diatasi. KM Labobar bukan saja mengangkut bantuan, tapi juga menjadi Posko, hotel terapung, dan pusat kesehatan bencana Mentawai," kata mantan Sekditjen Perhubungan Laut, yang kini menjabat Kepala Badan Diklat Kementerian Perhubungan, Bobby R Mamahit di Jakarta, kemarin.
Mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla dan Gubernur Bengkulu, yang berkunjung ke Mentawai, dikabarkan juga menginap di kapal KM Labobar. Kapal buatan Jerman ini sengaja disiagakan menyusul instruksi Kementerian Perhubungan agar BUMN di sektor transportasi tersebut ikut aktif berperan menanggulangi bencana alam.
Bobby mengatakan, Penggunaan kapal Pelni sangat membantu 30 orang relawan Kementerian Perhubungan untuk melakukan koordinasi penyaluran bencana karena lokasi bencana yang sulit dijangkau. Untuk mencapai lokasi bencana, bantuan harus dibawa dengan kapal ukuran kecil memutar pulau Pagai Selatan dan Utara, tapi ombak yang mencapai 5 meter menyulitkan kapal kecil berlayar.
"Ombak terlalu tinggi, sehingga bantuan hanya bisa disampaikan lewat Helikopter dan darat dengan berjalan kaki sepanjang 20 kilometer, akibatnya baru sedikit bantuan yang sampai ke korban bencana," ujarnya.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan telah mengirim kapal ukuran sedang LCT Jayanti I untuk mengangkut bantuan dari kapal Labobar keliling Pagai Selatan dan Utara untuk mencapai lokasi bencana tersebut. Rencananya, kapal akan tiba pada Kamis (4/11) di Sikapap, dan saat itu diperhitungkan mulai membaik, sesuai dengan pengumuman BMKG. "Dengan sampainya kapal Jayanti, diharapkan semua bantuan masyarakat bisa sampai ke korban bencana," ucapnya.
Menurut Bobby, kapal Labobar direncanakan akan berangkat kembali ke Tanjung Priok, Jakarta, pada Jumat (5/11) dan mengangkut para relawan yang hendak pulang ke Jakarta dengan gratis.
Sebelumnya, kapal Muci distrik Navigasi Perhubungan bertolak dari Bungus, Padang, mengangkut 349 orang relawan, termasuk 24 orang relawan navigasi dan membawa bantuan pangan, obat-obatan, dan tenda. Kapal Teniti yang membawa puluhan wartawan juga menyusul berangkat menuju Sikakap, Mentawai.
Kapal lain yang akan diberangkatkan adalah KRI Imam Bonjol, kapal Ambu-ambu milik ASDP Indonesia Ferry, serta kapal Payung Perak GT 6 dan Pono Indah GT 49 dari Pelabuhan Muara Karang, Padang, dengan tujuan Sipora dan Sikakap. Semua kapal tersebut dikirim untuk mempercepat bantuan sampai ke korban bencana gempa dan tsunami Mentawai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar