Kamis, 31 Maret 2011

DI BALIK MAKNA PERUBAHAN


(writer: Mahendra Setya)
Era Reformasi telah mencapai tahun yang ke -13 di negeri ini. Indonesia Tercinta. Begitulah kirannya juga kita mengingat bagaiman para pahlawan muda bangsa ini telah gugur untuk menegakkan keadilan diatas tirani  dan korupsi yang merajalela di tahun 1998 silam. Gerkan mahasiswa senantiasa aktif mengawal bagaimana proses pasca era reformasi itu, salah satu dari gerakan ini adalah KAMMI. Kelahiran KAMMI di era reformasi tidak muncul secara tiba-tiba. KAMMI adalah bagian dari rencana gerakan yang dibangun oleh arus kebangkitan Perkembangan peran-peran umat Islam dalam perbaikan negara dan masyarakat semakin menuai hasil, terutama dalam pembentukan pandangan publik yang Islami. Indikasi ini nampak dari kecenderungan budaya Islam yang semakin bersaing dengan budaya Barat yang hegemonik, serta pengalihan wacana pengetahuan umum kepada paradigma Islam sebagai sistem keilmuan alternatif dari yang selama ini diterapkan dalam rangka memecahkan problematika kemanusiaan dan alam dalam perspektif yang lebih aplikatif dan holistik, begitu juga dalam realitas fakta sosial dan perkembangan konstelasi politik kehadiran gerakan Islam menjadi salah satu kekuatan bangsa yang diperhitungkan dalam mewujudkan Indonesia baru
KAMMI sebagai lapisan pemuda memiliki posisi dan peran strategis dalam konteks perubahan ini yakni sebagai pewaris yang sah atas masa depan bangsa dan umat. Posisinya sebagai gerakan yang menghimpun para pemuda terpelajar menjadikan KAMMI sebagai wadah permanen yang menyemai bibit-bibit unggul lahirnya para pemimpin yang tangguh di masa depan. Dalam kerangka inilah kaderisasi KAMMI dan revitalisasinya menempati posisi penting untuk mendapat perhatian lebih.
Kaderisasi yang berumber dari cita-cita kuat akan masa depan Indonesia di tangan para pemuda, memicu gerakan untuk menyiapkan sumber daya handal yang terlatih agar tampil elegan untuk mampu memimpin bangsa ini di hari kemudian. Dalam konteks perjuangan, upaya sosialisasi gagasan gerakan akan perubahan perlu dikemas dalam komunikasi efektif yang berpengaruh. Hal ini merupakan upaya akselerasi kemenangan rakyat untuk menjadikannya berdaya guna, mampu mengglobalisasikan keistimewaannya pada peradaban lain dan menjadikannya lebih kompetitif dan dihargai. Penyelenggaraan komunikan efektif ini tiada lain adalah dengan mewujudkan sumber daya aktivis yang memiliki kompetensi, maka dari sinilah agent of change lebih fungsional. Namun yang diinginkan KAMMI bukanlah sekedar agent of change, lebih dari itu adalah terwujudnya director of change (pengendali perubahan).
Gagasan terwujudnya director of change berangkat dari visi gerakan yang berupaya menciptakan masyarakat madani dengan menghadirkan para pemimpin perubahan yang tangguh. Para pemimpin itulah yang merancang dan mengendalikan perubahan. Tidak ada yang mustahil bagi gerakan mahasiswa untuk mewujudkannya. Sejarah mengajarkan bahwa di setiap perubahan para pemudalah kunci rahasianya. Menjadi tokoh perubahan tentu memiliki syarat yang lebih berat daripada sekedar menjadi aktivis perubahan.
Kritik mendasar pada gerakan mahasiswa adalah ekspresi reaksionernya pada berbagai isu. Bentuk reaksioner ini mengindikasikan bahwa gerakan itu tidak memiliki agenda atau termakan oleh agenda orang lain. Dalam hal ini KAMMI tidak layak untuk memposisikan demikian. Sebagai organisasi pergerakan dan pengkaderan, KAMMI memiliki agenda tersendiri yang memfungsikan dirinya sebagai tren setter (penyeting tren). Bagi KAMMI gerakan mahasiswa bukanlah alat pukul politik yang disibukkan mencari musuh dan bergerak sebagai watch dog. Gerakan mahasiswa adalah aset masa depan, maka ia harus memiliki rencana masa depan bangsanya yang kelak ia pun ikut andil dalam proses kepemimpinan bangsa ini. Kompetensi dasar di atas itu merupakan wujud dari pengokohan gerakan yang menjadikan dirinya lebih kontributif pada pemecahan masalah umat dan bangsa.
Kader KAMMI senantiasa berhimpun dalam barisan yang teratur, KAMMI ingin mengetahui bahwasannya negeri ini lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Gaung perjuangan itu juga berawal dari setiap kampus, dan disini ada KAMMI Airlangga yang medan perjuangannya adalah di Universitas Airlangga, Setitik asa akan pasti kami ukir selalu demi terwujudnya kampus yang berkualitas dengan bingkaian moralitas yang menjadi fondasi akhlak dalam setiap pengamalan ilmunya.
KAMMI ditengah hiruk pikuk kampus yang semakin erat dengan nuansa persaingan, baik sebagai ajang meningkatkan popularitas atau sekedar mencari eksistensi. Oleh karena itu pula, KAMMI tidak ingin terlibat dalam kondisi ini. KAMMI yang lebih konsen pada pembinaan kadernya telah berhasil mengadakan kegiatan akbar se – Surabaya dan Sidoarjo yaitu “ Dauroh Marhallah 1 “yang telah terselenggara pada 25 -27 Maret 2011 kemaren. KAMMI berbekall keyakinan untuk berkontribusi pada masyarakat kampus (mahasiswa),Alhamdulillah pelatihan ini dihadiri 51 orang dari berbagai kampus dan lintas displin ilmu. Pelatihan ini lebih menekankan pada pembentukan dan penguatan pada: menjadi sosok pribadi muslim yang tangguh, Menjadi mahasiswa yang cerdas dan peduli terhadap problematika bangsa, serta menjadi pribadi basis penggerak dalam menegakkan kebenaran diatas kebatilan.
Alangkah malangnya nasib kita tatkala, kepastian dan kesuksesan masa depan kita tidak kita persiapkan mulai dari sekarang, Akankah kita berharap kepada sang waktu agar mau berdiplomasi mengulurkan masanya. TIDAK kawann!!!! Ingatlah akan teguran Allah kepada kita
”Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan bersungguh-sungguhlah di dalamnya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Maidah: 35).
Kehadiran KAMMI merupakan wujud dari kewajiban yang diperintahkan Allah dalam rangka ikut andil dalam proses perubahan masyarakat Indonesia menuju tatanan lebih baik. Kita adalah bagian yang tidak terpisahkan akan maju tidaknya bangsa ini. Sambutlah seruan_NYA.
”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebaikan (amal shaleh), bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai.
Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(QS. An-Nur: 55)




Rabu, 30 Maret 2011

Tausyiah Anis Matta

M. Anis Matta lahlr di Bone, Sulawesi Selatan, 28 September 1968. Sejak kecil punya minat baca yang besar. Bahkan, liburan sekolah tidak diisi dengan kegiatan lain, kecuali membaca. Dari pagi hingga malam. Ustadz muda ini mengaku tidak pernah punya cita-cita muluk. Tapi, terobsesi punya perpustakaan besar. Dan, buku yang paling berpengaruh pada dirinya adalah Berpikir dan Berjiwa Besar. Ia punya dua buku monumental. Biar Kuncupnya Mekar Menjadi Bunga yang diterbitkan Pustaka UMMI danRisalah Pergerakan, terjemahan Risalah Ta’lim-nya Hasan AI-Banna. Selain, itu ada beberapa buku lagi yang ikut menyumbang perkembangan pemikiran Islam di Indonesia. Anis meraih gelar S1 di bidang syanat Islam dari LIPIA pada tahun 1992. Pada tahun 2001 ikut pendidikan di LEMHANNAS. 

Pada kesempatan ini ada dua tema ceramah ustadz Anis Matta yang akan saya share di sini, yakni tema persiapan pernikahan dan tema berdakwah di tarbiyah islamiyah di kalangan elit dan profesional

Persiapan Pernikahan:
“Ada minimal empat persiapan yang harus dilakukan, yang harus ada pada seseorang ketika beliau ingin memasuki gerbang pernikahan, yang pertama kesiapan pemikiran, yang kedua kesiapan psikologis, yang ketiga kesiapan fisik, dan yang keempat kesiapan financial.”

Bagaimana penjelasan dari keempat hal di atas menurut penuturan ustadz Anis Matta, sangat baik didengarkan buat setiap kita yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki gerbang pernikahan. Ada dua part/file MP3 untuk tema ini:
Untuk ceramah tema Persiapan Pernikahan part 1, silahkan download di sini
Untuk ceramah tema Persiapan Pernikahan part 2, silahkan download di sini



Tarbiyah Islamiyah di Kalangan Elit dan Profesional
“Dakwah Islamiyah adalah hak setiap orang, termasuk untuk kalangan elit dan profesional. Akan tetapi signifikasi dan urgensi di kalangan professional dan elit masyarakat ini berbeda dengan kalangan yang lain. Bagaimana berdakwah di kalangan ini, ustadz Anis Matta adalah orang yang sangat tepat menyampaikan tema ini karena beliau sendiri telah memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam berdakwah di kalangan ini.”
Untuk ceramah tema Tarbiyah Islamiyah di kalangan elit dan profesional, silahkan download di sini
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 26 Maret 2011

Renungan Menjelang Milad KAMMI

Menjelang milad KAMMI tanggal 29 Maret nanti, sudahkah kita sama - sama mengetahui apa sejatinya KAMMI? Mulanya KAMMI lahir sebagai sebuah organisasi pemuda yang lahir karena realita kondisi kebangsaan, para pemuda Indonesia khususnya para mahasiswa yang pada waktu itu sudah mengalami pembinaan keagamaan [baca : Islam] yang kental di masjid-masjid kampus dan sekaligus mengalami pematangan intelektual merasa bahwa sudah saatnya Indonesia melakukan perubahan.
Pandangan inilah yang menyebabkan para pemuda dan khususnya para mahasiswa membentuk sebuah organisasi ekstra kampus yang bernuansa khas mahasiswa dan menjadikan Islam sebagai landasan ideologi dalam melakukan perubahan itu. Hingga pada akhir (selesai) acara pertemuan lembaga dakwah kampus di UMM Malang (29 maret) dibentuklah sebuah organisasi yang bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, atau disingkat KAMMI.
Banyak perubahan yang terjadi di dalam KAMMI sebagai sebuah organisasi atau sebagai sebuah gerakan. Perubahan itu tidak lain adalah manifestasi pembacaan KAMMI sebagai sebuah organisasi dalam membaca realitas sejarah masa lalu dan mencoba menempatkan diri dengan baik di masa depan, menempatkan diri dengan baik dalam artian bahwa KAMMI memandang masa depan hanya akan di isi oleh mereka yang dibutuhkan dan sesuai dengan zamannya.
Pembacaan itu masih juga berjalan sampai sekarang di KAMMI, baik itu di dalam forum-forum nasionalnya seperti muktamar, mukernas atau bahkan pertemuan konsolidasi-konsolidasi lainnya misal di musda (musyawarah daerah) dan muskom yang ada di masing-masing komisariat.
Maret 2008 tahun depan, adalah milad ke-10 bagi KAMMI dan beberapa hal yang harus kita perhatikan kala itu tiba adalah bahwa secara serentak -2008- KAMMI akan ditinggalkan (secara keanggotaan) oleh begitu banyak kadernya, hal ini dikarenakan oleh masa keanggotaan KAMMI yang hanya 10 tahun semenjak seorang kader bergabung.
Sehingga otomatis anggota KAMMI akan berkurang drastis, pun kita juga tahu bahwa mereka yang habis masa keanggotaannya tersebut adalah para muassis KAMMI, mereka adalah para senior KAMMI. Sehingga dengan keadaan ini [berkurang secara kuantitas dan kualitas] secara otomatis akan membuat keadaan KAMMI tidak stabil. Kedua yang harus kita perhatikan adalah bahwa dalam usia ke-10 pergerakannya KAMMI harus bisa menunjukkan diri sebagai sebuah organisasi dan gerakan yang matang, sebagai sebuah organisasi yang massif, dan secara riil harus mampu memberikan kontribusi-kontribusi positif untuk Indonesia. Maka milad yang ke-9 ini harus bisa jadi batu loncatan dalam menyiapkan itu semua.
Ada beberapa hal yang harus kita siapkan untuk menjadi gerakan dan organisasi yang matang dan stabil :
Menyiapkan Kesolidan Internal
Pertama yang kita butuhkan adalah kesolidan internal KAMMI. Kekuatan internal adalah modal pertama dan utama bagi sebuah gerakan. Kesolidan internal sesungguhnya bahasa umum, sering disebut, saking seringnya sampai-sampai maknanya sendiri yang begitu dalam menjadi hilang.
Tapi ini benar, kita harus mengevaluasi dan mengaca dengan kaca yang sebening-beningnya (hati yang jujur). Mulailah dari mengaca diri sendiri (personal kita), bagaimana kita menempatkan KAMMI selama ini, mainan? Sehingga semua aturan yang sudah kita sepakati sendiri, kita langgar dengan sengaja. Amanah tertinggi di muskom, musda atau mungkin muktamar, hanya menjadi penghias dan penebal draft yang selalu kita bawa kemana-mana saat syuro tapi tidak pernah dibaca apalagi di jalankan. Kalau bukan kita yang menjalankan aturan KAMMI maka siapa lagi. Bukankah kita adalah aktivis yang bergerak dengan visi dan kita bukan para pekerja yang taunya hanya mengemban amanah dari atasan tanpa tahu kenapa atasan menyuruh kita berbuat seperti itu.
Kedua mari kita berbicara lebih dalam. Dalam menjalankan organisasinya sesungguhnya KAMMI membutuhkan berapa orang. Misal saja, kita berbicara di tataran komisariat. Untuk menjalankan komisariat dengan baik berapa orang yang kita butuhkan, sehingga dengan keberadaan orang-orang itu (baca : orang yang utuh !!) sebuah komisariat bisa benar-benar establish, mapan.
Lihat selama ini, kalau kita jeli ada beberapa celah struktural di komisariat yang tidak di tutup dengan baik. Pos-pos yang beberapa orang -sayangnya termasuk juga ketua komsat juga berpikiran seperti itu- menganggap tidak penting. Sehingga pos-pos itu kadang diberikan kepada orang yang terlalu sulit untuk dikatakan mampu, atau bisa jadi diberikan kepada orang yang sudah jelas-jelas tidak bisa mengerjakan amanah itu secara maksimal. Dan yang paling parah terjadi adalah pengemban amanah itu sendiri menganggap bahwa pos dimana dia ditempatkan tidak begitu penting sehingga mempengaruhi kinerjanya sendiri.
Kalau antum bertanya pos apakah itu, saya tidak akan menjawabnya. Karena kalau saya menjawabnya sama juga saya telah memberi signal negatif terhadap pos tersebut. Kita lihat saja selama ini pos mana yang selalu tidak efektif.
Jumlah kebutuhan kader untuk men-establish-kan komisariat tersebut harus dipenuhi dengan rekruitmen. Dalam hal ini semua kader akan menemukan alasan yang lebih dalam dan lebih rasional dalam merekrut. Kenapa kita merekrut sejumlah tertentu bukan hanya kebijakan yang diambil oleh beberapa elit tertentu saja tetapi menjadi kebutuhan organisasi, dalam usahanya menuju organisasi yang mapan.
Ketiga yang saya ambil contoh dalam usaha mensolidkan struktur KAMMI adalah masalah kepemimpinan. Pilihlah pemimpin yang memang pemimpin. Dan saat sudah terpilih, maka jadikanlah dia sebagai pemimpinmu dalam setiap urusan-urusanmu. Ada masalah mendasar di dalam diri kita (baca : KAMMI) selama ini. Saya melihat masalah ini sebagai akar beberapa permasalahan yang terjadi di kemudian hari. Yaitu, bagaimana kita memilih pemimpin. Saya tidak akan berbicara satu-persatu atau kasus-perkasus. Tapi menurut saya ada filosofi atau gaya berpikir tertentu yang harus kita gunakan dalam memilih pemimpin. Yang secara singkat bisa saya rangkum dalam kalimat bahwa : pemimpin adalah orang yang terbaik yang ada di sebuah komunitas tertentu. Mungkin itu jawabnya kenapa selama ini kholifah pengganti nabi senantiasa memimpin sampai akhir hayatnya, bukan dalam periode tertentu. Begitu juga dengan harokah terbesar yang ada zaman ini, ikhwanul muslimin, seorang mursyid akan memimpin selama dia masih hidup.
Lalu pertanyaannya, terbaik dalam hal apa? Jawab saya, semuanya. Kalau logika ini tidak kita pakai dalam menentukan pemimpin, sangat mungkin kemudian ada berbagai masalah yang muncul di KAMMI sebagai akibat dari hal mendasar yaitu kesalahan kita sendiri dalam menentukan siapa pemimpin kita, siapa yang mengatur urusan-urusan kita. Nantinya mungkin akan ada muncul kasus saat kita memilih pemimpin yang bukan pemimpin yaitu fenomena pemimpin tetapi dipimpin oleh anggotanya. Dan ini akan menjadi masalah yang serius, masalah kesolidan internal, penyakit hati yang muncul di bawah, nuansa psikologi pemimpin itu sendiri, dan bahkan bisa mengacaukan agenda-agenda dakwah.
Berikutnya saat sudah terpilih seorang pemimpin, maka tidak ada jalan lain kecuali menaatinya dan menyerahkan seluruh urusan kepadanya, tetapi tentu saja logika yang pertama tadi harus sudah terpenuhi terlebih dahulu.
Basis Recruitmen Yang Kokoh
Apa yang bisa kita lakukan dengan kader yang sedikit. Atau pas-pasan. Atau tidak menentu, kadang banyak kadang sedikit, kalau dikasih banyak ya banyak, kalau dikasih sedikit ya sedikit.
Apa jua yang bisa kita dapatkan dari kader yang minimalis dari segi kuantitas dan kualitas. Jangankan berbicara masalah mengomentari kebijakan publik, membuat gerakan yang massif, merangkul organ lain, membuat basis sosial sementara ketua bidang kebijakan publiknya / kastratnya sibuk ngurusin panitia Dauroh Marhalah. Kesana kemari mencari pemateri untuk sekolah kader. Bagaimana kita akan membuat jaringan yang luas dan kuat, atau mencitrakan KAMMI sebagai sebuah organ -dengan radio, dengan media, atau dengan propaganda-propaganda- sementara bagian humas masih juga disibukkan dengan menempel pamflet untuk pengkaderan, atau sibuk melakukan tabayun internal kepada kader sendiri hanya untuk menjelaskan ke kader bahwa mereka tidak salah memasuki KAMMI.
Lihat organisasi kemahasiswaan ekstra kampus yang sudah mapan. Mereka begitu berani mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang cerdas atau seringkali dinilai terlalu berani oleh yang lain. Mereka begitu leluasa bermain di semua lini, politik, ekonomi, kampus dan lain sebagainya.
Mereka bahkan berani membuat konflik-konflik di internal mereka sendiri untuk targetan-targetan atau agenda yang sudah mereka prediksi sebelumnya. Modal mereka salah satunya adalah pengkaderan yang sudah matang. Sehingga apapun yang akan terjadi, lini bawah selalu mensupport dengan input kader yang segar, bertenaga, baru dan bahkan jauh lebih baik dari generasi sebelumnya.
Tentu, di sana tidak pernah ketinggalan adalah pewarisan nilai yang massif. Sehingga dalam nilai-nilai tertentu tidak akan terjadi split antara kader baru dengan kader lama.
Pengkaderan ini harus dimulai dari sebuah sistem pengkaderan yang sistematis dan teruji yang disepakati dan harus ditaati. Kemampuan dan kemauan kita dalam membuat sampai mentaati sistem ini akan menghasilkan kader-kader yang teruji pula, standard dan yang pasti bisa terevaluasi dengan baik. Sisi mana yang masih kurang dan sisi mana yang terlalu berlebihan. Komitmen harus kita munculkan bersama dalam usaha mengokohkan rekruitmen baik itu rekruitmen aam (umum/awal) ataupun rekruitmen tingkat lanjut (tarqiyah).
Kemampuan Membaca Kebutuhan Ummat
Hal ketiga yang kita butuhkan adalah kemampuan kita dalam membaca kebutuhan ummat. Ustadz Anis Matta pernah menyampaikan bahwa gerakan dakwah kita berputar di sekeliling ummat. Caranya begini, kita baca apa permasalahan ummat atau masalah apa yang masih ada menimpa ummat ini, dan dari sekian banyak permasalahan itu apa yang bisa kita lakukan untuk ummat, baik itu secara langsung terlebih lagi untuk jangka panjang. Sehingga ummat memang akhirnya akan menjadi tempat kita menumpahkan semua kebaikan-kebaikan. Dan kebaikan ini akan lahir dalam segala bentuknya, kebijakan, contra kebijakan, demonstrasi, tulisan-tulisan, dan lain sebagainya.
Kemampuan kita membaca zaman dan seluk-beluk permasalahannya akan menjadikan KAMMI sebagai organisasi dan gerakan yang dibutuhkan dan sesuai dengan zamannya. Dan saat itu tiba maka KAMMI akan lebih mudah menuju kematangannya. Kenapa? Karena ia dibutuhkan.
***
Dan jika saat itu tiba –KAMMI dibutuhkan zamannya- barulah kita lakukan proses selanjutnya, kita tinggal menyambutnya dengan pencitraan, dengan jaringan dan dengan segala agenda-agenda kita yang lain.
Jika momentum milad ini kita gunakan sebagai batu loncatan tadi, maka kita tidak pernah akan rugi dan kita tidak akan pernah lelah. Adapun kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik atau ceremonial , itu akan menjadi bagian dari konsolidasi kita (baca : KAMMI) untuk menyebarkan pemahaman atau pemikiran yang serupa.
Akhirnya mari kita berdoa, semoga KAMMI menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Bangsa ini dalam usaha keluar dari kemelut yang berkepanjangan dan menuju Indonesia Baru yang lebih bermartabat dan lebih berkeadilan seperti yang diamanahkan di dalam Undang Undang Dasar 1945.(Source: blog Mbah Jiwo)

Cinta KAMMI untuk Jepang





Tidak ada yang bisa memprediksi dan menduga kapan sebuah bencana akan datang pada suatu daerah atau negara. sehebat apapun alat yang diciptakan manusia baik alat pendeteksi gempa atau tsunami atau bencana alam apapun itu. manusia hanya bisa berusaha namun keputusan akhirnya tetap Yang Maha Perkasa lah yang menentukan. Tulisan ini saya buat karena ada banyak pertanyaan dari masyarakat tentang aksi KAMMI Peduli Jepang yang KAMMI gelar selama beberapa hari ini dan saya berharap melalui tulisan ini bisa membuat masyarakat Kepulauan Riau mengerti dengan aksi penggalangan dana yang KAMMI lakukan ini.

Sebagaimana diketahui bersama Tsunami yang melanda negara Jepang pada 11 maret yang lalu merupakan bencana terbesar bagi negara matahari terbit tersebut sejak tahun 1923 silam. okezone.com mencatat 8.450 jiwa Melayang, 12.931 orang hilang 500 ribu orang Menderita kedinginan dan ratusan ribu anak-anak kehilangan tempat tinggal dan mengalami traumatic yang mendalam dan ada ratusan orang WNI yang masih berada di JEPANG serta diperparah dengan rusaknya jutaan infrastruktur di JEPANG.

Ini adalah bencana kemanusiaan, Meski Jepang pernah menjajah Indonesia, namun persoalan manusia adalah tanggung jawab kita untuk saling membantu tanpa harus mendeskeditkan batasan wilayah regional. Hal inilah yang lantas menjadi alasan mengapa KAMMI melakukan aksi peduli Tsunami di Jepang.
KAMMI menilai saat inilah giliran kita bangsa Indonesia menunjukkan diri sebagai bangsa yang juga tahu membalas kebaikan dan berjiwa social tinggi. Masih teringat jelas di ingatan bangsa Indonesia khususnya rakyat yang terkena musibah seperti tsunami Aceh, Nias, Yogyakarta dan Padang beberapa waktu yang lalu dan sejarah telah mencatat bahwa da banyak bantuan dari Jepang berdatangan ke Indonesia. Tim kemanusiaan dari Jepang bersama masyarakat internasional lainnyapun turut berdatangan untuk membantu meringankan beban rakyat Indonesia.

Bebrapa waktu yang lalu saudara kita di Padanag dan Aceh menggelar aksi penggalangan dana, kegiatannya berlangsung penuh semangat sekaligus dengan penuh keharuan. Mereka bersemangat lantaran ada kesamaan rasa diantara mereka untuk menyatukan daya dan upaya mengumpulkan dana sumbangan untuk Jepang yang dilanda tsunami sebagaimana yang pernah di alami Aceh. Mengharukan, karena kegiatan ini sekaligus membuat rakyat Aceh terkenang peristiwa 2004 yang meluluhlantakkan Aceh. Para wartawanpun bersama masyarakat Banda Aceh menggelar aksi solidaritas dan doa bersama untuk korban gempa dan tsunami di Jepang ini.

Mungkin bagi sebagian masyarakat Kepulauan Riau penggalangan dana untuk Jepang bukanlah hal yang penting, namun berdasarkan sejarah yang ada seperti saya kemukakan diatas harusnya kita bersatu dan membantu rakyat Jepang.
Perlu juga kita ketahui bersama bahwa selama ini Jepang termasuk negara yang jadi penyumbang utama dalam usaha meringankan beban internasional. Jepang mendirikan JOCV (Kerja Sama Para Relawan Luar Negeri Jepang), sebagai jembatan antara Jepang dengan banyak negara berkembang dalam memajukan kerja sama internasional untuk membangun dunia yang lebih damai dan makmur.
Mereka juga aktif menangani operasi bantuan bencana darurat dengan sangat efisien, terutama di negara berkembang. Tim penyelamat dan pengobatan medisnya akan siap berangkat menuju kawasan bencana dalam jangka waktu 24 hingga 48 jam. Barang-barang bantuan darurat dikapalkan dari tiga gudang perbekalannya di Singapura, Miami, dan London.

Banyak persediaan bantuan yang disumbangkan oleh pribadi maupun kelompok swasta diangkut menuju daerah bencana oleh Perwakilan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), kelompok jasa pengiriman sipil yang didirikan pada tahun 1996. Sejak bulan Maret tahun 2005, JICA telah menangani berbagai proyek penemuan kembali jenazah, penampungan penduduk, dan pembangunan kembali berbagai kawasan korban bencana Tsunami di Indonesia, Sri Lanka, dan Maladewa.(harianhaluan.com)

Selasa, 22 Maret 2011

Informasi DM1 Excellent dari OC


DM1 Excellent!
                Sehubungan dengan diselenggarakannya Personality Leadership Training (Daurah Marhalah 1) KAMMI Komisariat Airlangga yang insyaAlloh dilaksanakan pada
                Hari/ Tanggal               : Jumat - Ahad ,  25 – 27 Maret 2011
                Tempat                              : SDIT Insan Kamil, Sidoarjo
kami selaku Organizing Committee (OC) Daurah Marhalah 1 Kammi Komisariat Airlangga memberikan ketentuan bagi para calon peserta untuk mempersiapkan hal-hal di bawah ini:

1.      Ruhiyah
ü  Qiyamul Lail (sholat tahajud, minimal 4 kali seminggu)
ü  Tilawah (membaca Al-qur’an minimal ½ juz per hari)
ü  Membaca dzikir pagi dan petang (Al Ma’tsurat) minimal 1x sehari

2.      Jasadiyah
ü  Menjaga fisik dengan riyadhoh / olahraga minimal sekali dalam satu minggu

3.      Perlengkapan
ü  Alat sholat
ü  Mushaf Alqur’an (hadist Arba’in bagi yang berhalangan)
ü  Alat tulis (pena, tipe-ex, spidol, penggaris, cutter, gunting, dll)
ü  Alat mandi
ü  Pakaian resmi (kemeja, celana kain, dan sepatu—nonjeans/kaos—bagi ikhwan; jilbab, kemeja, rok—nonjeans/kaos dan dilarang ketat/transparan—bagi akhwat)
ü  Pakaian ganti untuk hari sabtu dan ahad
ü  Pakaian olahraga
ü  Slayer / Ikat kepala
ü  Obat pribadi
ü  Buku referensi: tentang Aqidah, Akhlaq, Peradaban Islam, Pemuda, Organisasi, Aksi, KAMMI
ü  Foto 3 x 4 sebanyak 1 lembar

4.      Info Keberangkatan
ü  Perjalanan Kampus B Surabaya s.d. SDIT Insan Kamil Sidoarjo membutuhkan waktu normal kurang lebih 1 jam.
ü  Berkumpul mulai pukul 15.00 WIB di Masjid Nuruzzaman kampus B Unair dan Shalat Ashar di tempat.
ü  Peserta ditunggu paling lambat sampai pukul 17.00. Lewat dari waktu yang ditetapkan, OC tidak bertanggung jawab atas pemberangkatan peserta.
ü  Pemberangkatan dengan angkot/bus yang diakomodasi oleh OC.
ü  Bagi yang hendak naik sepeda motor dipersilakan dengan tanggung jawab pribadi.

5.      Infaq
ü  Adapun sebagai pengganti administrasi, akomodasi, dan logistik, peserta dikenakan infaq sebesar Rp. 30.000,00 dengan rincian makan-minum 6 kali, akomodasi pergi-pulang Surabaya-Sidoarjo, dan administrasi lain-lain.

Informasi lebih lanjut tentang segala persiapan, pembiayaan, pemberangkatan, complain, dan hal-hal khusus yang belum disebutkan, bisa menghubungi penanggung jawab OC: Bintang 08980391193 / 085655227515. Salam DM1 Excellent!

-Ketua OC, Bintang Gumilang-

Kamis, 17 Maret 2011