Senin, 06 Februari 2012

MIAS: Hari Ketiga Ngomong Gerakan

Akhi Faiz memberikan materi kepada peserta MIAS #3
Masih bertempat di aula Masjidillah, MIAS hari ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Februari 2012. Peserta yang hadir 2 orang ikhwan dan 6 orang akhwat. Setelah dibuka dengan basmalah dan tilawah dari salah satu peserta, acara diawali dari pertanyaan yang dilontarkan oleh MCR, Bintang Gumilang, yang dirujuk dari artikel PP KAMMI “Mengapa dakwah di indonesia mengarah ke IM (Ikhwanul Muslimin –red)?” Kemudian MCR bercerita tentang sejarah IM di indonesia. Organisasi yang muncul saat itu, tidak lepas dari adanya pengaruh IM. Semangat untuk memperbaiki kondisi masyarakat melalui organisasi memunculkan berbagai macam gerakan, sebut saja NU, Muhammadiyah, Masyumi, dll. Di kalangan pelajar dan mahasiswa sendiri ada HMI dan PII.

Setelah sedikit bercerita, MCR menugaskan peserta untuk membuat sebuah analisis gerakan apa yang kira-kira cocok dengan 3 ranah yang disebutkan. Gerakan dalam ranah thulabi baik pelajar dan mahasiswa, mihany (profesi), dan parlemen. Peserta yang di bagi tiga kelompok dengan masing-masing permasalahan yang ditugaskan, diminta untuk menanalisis gerakan apa yang cocok di jalankan dengan mempertimbangkan sasaran, bagaimana kekhasan karakternya, hingga target ideal yang ingin dicapai apa. Selama kurang lebih 30 menit, peserta menganalisis dan hasilnya dipresentasikan untuk kemudian ditanggapi oleh peserta yang lain.

Diskusi berjalan seru, karena walaupun satu kelompok memiliki tugas masing-masing, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa kelompok lain tidak memikirkan permasalahan yang sama. Yang terjadi banyak sangkalan, tanggapan, dan masukan yang disampaikan oleh kelompok yang lain.

Walaupun diskusi berjalan dinamis, mau tidak mau harus di akhiri, karena pemateri sudah hadir. Pemateri pada hari ketiga ini adalah aktivis yang pernah menjabat sebagai Mahasiswa Nomor 1 di Unair. Beliau adalah mantan Presiden BEM Universitas Airlangga tahun 2009, Ahmad Faiz Khudlari Thoha. Beliau mengingatkan tentang karakter agama islam yang syamil,  kamil, dan mutakammil. Hal ini untuk menekankan bahwa islam juga mengurusi masalah politik.

Di akhir sesi, pemateri menjelaskan hendaknya sebuah pergerakan memiliki manhaj ‘pertengahan’. Sehingga tidak mudah untuk menyalahkan orang lain, mengutamakan ayat muhkamat (jelas –ed) dari pada ayat mutasyabihat (meragukan/perlu penjelas –ed), dan tidak menolak masalah ijtihadiyah. Ketika di buka sesi tanya jawab, peserta antusias untuk bertanya, memperdalam pengetahuan mereka. Saking antusiasnya, waktu yang dimiliki tidak mencukupi, sehingga tidak semua pertanyaan dapat terakomodasi.

Setelah closing statement dari pemateri, acara di tutup dengan hamdalah dan do’a penutup majelis. Tidak lupa pesan untuk menyelesaikan penugasan bagi para calon peserta DM2. 

[rai/gea]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar