Kamis, 31 Maret 2011

DI BALIK MAKNA PERUBAHAN


(writer: Mahendra Setya)
Era Reformasi telah mencapai tahun yang ke -13 di negeri ini. Indonesia Tercinta. Begitulah kirannya juga kita mengingat bagaiman para pahlawan muda bangsa ini telah gugur untuk menegakkan keadilan diatas tirani  dan korupsi yang merajalela di tahun 1998 silam. Gerkan mahasiswa senantiasa aktif mengawal bagaimana proses pasca era reformasi itu, salah satu dari gerakan ini adalah KAMMI. Kelahiran KAMMI di era reformasi tidak muncul secara tiba-tiba. KAMMI adalah bagian dari rencana gerakan yang dibangun oleh arus kebangkitan Perkembangan peran-peran umat Islam dalam perbaikan negara dan masyarakat semakin menuai hasil, terutama dalam pembentukan pandangan publik yang Islami. Indikasi ini nampak dari kecenderungan budaya Islam yang semakin bersaing dengan budaya Barat yang hegemonik, serta pengalihan wacana pengetahuan umum kepada paradigma Islam sebagai sistem keilmuan alternatif dari yang selama ini diterapkan dalam rangka memecahkan problematika kemanusiaan dan alam dalam perspektif yang lebih aplikatif dan holistik, begitu juga dalam realitas fakta sosial dan perkembangan konstelasi politik kehadiran gerakan Islam menjadi salah satu kekuatan bangsa yang diperhitungkan dalam mewujudkan Indonesia baru
KAMMI sebagai lapisan pemuda memiliki posisi dan peran strategis dalam konteks perubahan ini yakni sebagai pewaris yang sah atas masa depan bangsa dan umat. Posisinya sebagai gerakan yang menghimpun para pemuda terpelajar menjadikan KAMMI sebagai wadah permanen yang menyemai bibit-bibit unggul lahirnya para pemimpin yang tangguh di masa depan. Dalam kerangka inilah kaderisasi KAMMI dan revitalisasinya menempati posisi penting untuk mendapat perhatian lebih.
Kaderisasi yang berumber dari cita-cita kuat akan masa depan Indonesia di tangan para pemuda, memicu gerakan untuk menyiapkan sumber daya handal yang terlatih agar tampil elegan untuk mampu memimpin bangsa ini di hari kemudian. Dalam konteks perjuangan, upaya sosialisasi gagasan gerakan akan perubahan perlu dikemas dalam komunikasi efektif yang berpengaruh. Hal ini merupakan upaya akselerasi kemenangan rakyat untuk menjadikannya berdaya guna, mampu mengglobalisasikan keistimewaannya pada peradaban lain dan menjadikannya lebih kompetitif dan dihargai. Penyelenggaraan komunikan efektif ini tiada lain adalah dengan mewujudkan sumber daya aktivis yang memiliki kompetensi, maka dari sinilah agent of change lebih fungsional. Namun yang diinginkan KAMMI bukanlah sekedar agent of change, lebih dari itu adalah terwujudnya director of change (pengendali perubahan).
Gagasan terwujudnya director of change berangkat dari visi gerakan yang berupaya menciptakan masyarakat madani dengan menghadirkan para pemimpin perubahan yang tangguh. Para pemimpin itulah yang merancang dan mengendalikan perubahan. Tidak ada yang mustahil bagi gerakan mahasiswa untuk mewujudkannya. Sejarah mengajarkan bahwa di setiap perubahan para pemudalah kunci rahasianya. Menjadi tokoh perubahan tentu memiliki syarat yang lebih berat daripada sekedar menjadi aktivis perubahan.
Kritik mendasar pada gerakan mahasiswa adalah ekspresi reaksionernya pada berbagai isu. Bentuk reaksioner ini mengindikasikan bahwa gerakan itu tidak memiliki agenda atau termakan oleh agenda orang lain. Dalam hal ini KAMMI tidak layak untuk memposisikan demikian. Sebagai organisasi pergerakan dan pengkaderan, KAMMI memiliki agenda tersendiri yang memfungsikan dirinya sebagai tren setter (penyeting tren). Bagi KAMMI gerakan mahasiswa bukanlah alat pukul politik yang disibukkan mencari musuh dan bergerak sebagai watch dog. Gerakan mahasiswa adalah aset masa depan, maka ia harus memiliki rencana masa depan bangsanya yang kelak ia pun ikut andil dalam proses kepemimpinan bangsa ini. Kompetensi dasar di atas itu merupakan wujud dari pengokohan gerakan yang menjadikan dirinya lebih kontributif pada pemecahan masalah umat dan bangsa.
Kader KAMMI senantiasa berhimpun dalam barisan yang teratur, KAMMI ingin mengetahui bahwasannya negeri ini lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Gaung perjuangan itu juga berawal dari setiap kampus, dan disini ada KAMMI Airlangga yang medan perjuangannya adalah di Universitas Airlangga, Setitik asa akan pasti kami ukir selalu demi terwujudnya kampus yang berkualitas dengan bingkaian moralitas yang menjadi fondasi akhlak dalam setiap pengamalan ilmunya.
KAMMI ditengah hiruk pikuk kampus yang semakin erat dengan nuansa persaingan, baik sebagai ajang meningkatkan popularitas atau sekedar mencari eksistensi. Oleh karena itu pula, KAMMI tidak ingin terlibat dalam kondisi ini. KAMMI yang lebih konsen pada pembinaan kadernya telah berhasil mengadakan kegiatan akbar se – Surabaya dan Sidoarjo yaitu “ Dauroh Marhallah 1 “yang telah terselenggara pada 25 -27 Maret 2011 kemaren. KAMMI berbekall keyakinan untuk berkontribusi pada masyarakat kampus (mahasiswa),Alhamdulillah pelatihan ini dihadiri 51 orang dari berbagai kampus dan lintas displin ilmu. Pelatihan ini lebih menekankan pada pembentukan dan penguatan pada: menjadi sosok pribadi muslim yang tangguh, Menjadi mahasiswa yang cerdas dan peduli terhadap problematika bangsa, serta menjadi pribadi basis penggerak dalam menegakkan kebenaran diatas kebatilan.
Alangkah malangnya nasib kita tatkala, kepastian dan kesuksesan masa depan kita tidak kita persiapkan mulai dari sekarang, Akankah kita berharap kepada sang waktu agar mau berdiplomasi mengulurkan masanya. TIDAK kawann!!!! Ingatlah akan teguran Allah kepada kita
”Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan bersungguh-sungguhlah di dalamnya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Maidah: 35).
Kehadiran KAMMI merupakan wujud dari kewajiban yang diperintahkan Allah dalam rangka ikut andil dalam proses perubahan masyarakat Indonesia menuju tatanan lebih baik. Kita adalah bagian yang tidak terpisahkan akan maju tidaknya bangsa ini. Sambutlah seruan_NYA.
”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebaikan (amal shaleh), bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai.
Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
(QS. An-Nur: 55)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar