Sabtu, 14 Januari 2012

Road to DM 2 : DM 2 Sekedar Pelatihan, AB 2 Sekedar Gelar




Oleh. Gading Ekapuja Aurizki

Tak pernah kubayangkan, tinta yang tergores dalam kertas impian setahun lalu itu menjadi kenyataan. Tak pernah kubayangkan bisa mengikuti Daurah Marhalah 2 (DM2) yang dulunya kuanggap sebagai daurahnya orang-orang hebat. Ditambah lagi, impian yang tertulis secara spesifik itu dikabulkan oleh Allah secara spesifik pula. “DM 2 di Yogya”, tulisku. Dan Allah pun mengabulkannya dengan mengikutkanku di DM 2 Sleman, DIY. Alhamdulillah…

Awalnya, bisa dibilang aku terlalu berambisi untuk ikut DM 2. Aku merasa DM 2 menjadi tantangan yang harus ditaklukkan. Aku pun mengikuti sertifikasi pendelegasian DM 2 Malang dan Solo sebelum genap satu tahun usiaku di KAMMI. Bersama beberapa orang seperti Mas Wildan Alfian Noor, Akh Arif Syaifurrisal, Akh Ubaidillah, dan beberapa orang lain, aku harus ‘menghadapi’ penguji dari KAMMDA Surabaya, Akh Zyad. Saat itu kebetulan sertifikasinya dilakukan ketika Musyawarah Daerah bulan Februari 2011 di Wisma Bahagia IAIN Sunan Ampel, Surabaya.

Meskipun aku mendaftar karena diminta Ketua Komsat (saat itu Mas Mahendra Setya Hantoro), akhirnya tetap tidak bisa lolos. Belakangan kuketahui kalau saat itu qiyadah belum mengizinkan aku ikut DM 2 karena merasa diriku belum pantas. Ada perasaan ‘sesuatu banget’, tapi mau bagaimana lagi. Kualitas diri belumlah mencapai standar DM 2. Sedangkan 3 orang rekan sertifikasiku terbang semuanya ke Malang, dan ikut DM 2 di sana.

Pasca menjadi Organizing Committee di Musyda KAMMDA Surabaya, ada 2 event besar lagi yang harus kujalani di KAMMI. Menjadi Koordinator Sie Humas dan Pendanaan dan menjadi Ketua OC Musyawarah Komisariat (Musykom) KAMMI Airlangga 2011. Namun mengingat ‘sesuatu banget’ batalnya aku ikut DM 2, ambisi itu pun lama-lama hilang. Aku mencoba untuk enjoy dengan kegiatan-kegiatan ke-KAMMI-an tanpa mengejar keikutsertaan di DM 2. DM 2 itu apaan sih? Cuma sekedar daurah kok.

Pasca Musykom bulan April-Mei 2011, di tengah adem ayemnya suasana perkuliahan Semester 2, ada SMS masuk ke HP-ku. Dari Mbak Mei Yunlusi Irawati. “Ding, antum jadi kadep Media Jaringan ya?”. Kukira SMS itu merupakan SMS tawaran, sehingga langsung kujawab, “Ana belum DM 2 mbak.” Mbak Mei membalas, “Ana juga.” Lho, apa maksudnya ini? Aku jadi bingung. Beberapa saat kemudian barulah aku menyadari kalau Mbak Mei bertanya karena beliau juga kaget saat diminta menjadi Sekdep Media Jaringan.

Aneh! Ketika kader AB 2 Airlangga ‘berserakan’, yang direkrut jadi kadep dan sekdep malah AB 1. Saat itu aku belum sama sekali kepikiran untuk ikut DM 2 dalam waktu dekat. Soalnya kualitas masih jauuuh dari standar! Tapi karena sudah jadi BPH-Kadep proyeksi untuk DM 2 mau tak mau harus dipikirkan. Untungnya saat itu belum ada berita DM 2 dari KAMMDA manapun. Yang paling rewel soal BPH-Kadep harus berstatus AB 2 itu Akh Bintang Gumilang (Kadep Kaderisasi Komsat hasil revitalisasi :D). Beliau memang kukenal sebagai orang yang benar-benar menjaga kewibawaan pengkaderan KAMMI.

Selama berproses di KAMMI, banyak pengalaman yang kuperoleh. Dan itulah yang terakumulasi membentuk seorang Gading yang antum ketahui saat ini. Bandel, susah diatur, sak karepe dewe, dan sebagainya. Hingga akhirnya tawaran DM 2 itu datang akhir bulan November. Hanya dengan persiapan seminggu aku diminta ikut DM 2 Surabaya tanggal 24-27 November 2011. Meskipun kucoba mempersiapkannya, ternyata waktu segitu tidak cukup. Aku masih merasa belum pantas. Kebetulan tanggal 28 November 2011 aku sudah harus masuk Rumah Sakit untuk ikut Pengalaman Belajar Praktika (PBP).  Dengan berat hati aku meminta di forum BPH untuk mundur dari DM 2 Surabaya. Saat aku melepas DM 2 Surabaya, belum ada informasi tentang DM 2 di KAMMDA lain. Sehingga nasib DM 2-ku kembali tidak jelas.

Minggu terakhir November aku mendengar kabar BEM Unair mengadakan diskusi tentang Pergerakan Mahasiswa yang pembicaranya sangat kukenal; Ahmad Rizky Mardhatillah Umar (Kadep Kajian dan Keilmuan KAMMI Komsat UGM). Selain karena pernah berkunjung ke Komsat Airlangga, aku mengenal Akh Umar dari tulisan-tulisan beliau di FB. Saat itulah beliau memberitahu kalau KAMMDA Sleman akan mengadakan DM 2 pada akhir Desember. Beliau langsung memberiku nomer Kadep Kaderisasi KAMMDA Sleman, Mbak Farisa Dyah. Tanpa pikir panjang beliau langsung kutelpon dan kuminta untuk mengirim berkas DM 2 ke emailku. Alhamdulillah bisa!

Setelah menerima berkasnya aku tidak bisa istirahat. Makalah harus segera diselesaikan. Banyak buku yang harus dipinjam untuk dibaca. Persiapan fisik. Jaga kesehatan dan lain sebagainya. Hal yang paling kukenang haru adalah orang-orang, mbak-mas di Komsat menjadi begitu perhatian. Pesan seperti, “Dek yang kurang apa?”, “Bukunya ada yang belum.”, “Jaga kesehatan.” dan lain sebagainya sempat menghiasi inbox-ku. Serasa jadi anak emas..hehehe. Bahkan sampai H-1 acara, Mas Rahmat Wahyudi (Ketua Komsat KAMMI Airlangga 2011-2012) masih sempat mengantarkanku ke Bungurasih ditengah hujan deras yang melanda Kota Surabaya. Kepada semua pihak yang membatu persiapan DM 2-ku kuucapkan, “Jazakumullahu khairan katsiraa..!!”

Ketika Hari-H berlangsung, aku pun hanya bisa manggut-manggut dan terus berkata lirih, “LUAR BIASA!”. Peserta yang luar biasa! Panitia yang luar biasa! Materi dan pemateri yang luar biasa! Dari Presiden BEM sampai Ketua KPUM Universitas ikut. Tidak ada satu sesi pun ketika dilempar kesempatan bertanya dan diskusi sepi dari acungan tangan. Baru kuketahui sekali ini daurah yang benar-benar kompetitif. Kompetensi kita diuji, pengalaman kita ditagih, mental kita dilatih. DM 2 Sleman memang beda. Ia terkenal sebagai DM 2 yang menguras pikiran, karena benar-benar akan memberedel fikrah yang salah! Dari segi model daurah bisa dibilang konservatif, tapi diskusi dan mikirnya itu lho yang bikin unforgettable! Kepada para peserta, panitia, dan pemateri, DM 2 Sleman kuucapkan, “Jazakumullahu khairan katsiraa..!!”

Sekarang status keanggotaanku AB 2. Setelah AB 2, memangnya apa yang bisa kulakukan? Ternyata tidak banyak! Malah aku jadi wareg dengan jejelan materi DM 2 yang entah kapan bisa kuaplikasikan di dunia pergerakan. Itulah mengapa kukatakan DM 2 cuma sekedar daurah. Sehebat apapun DM 2 Sleman, itu cuma sekedar daurah!

Kuanggap DM 2 itu hanyalah sebuah daurah pengubah status AB 2 menjadi AB 2. AB 2 sendiri juga cuma sekedar gelar. Meskipun dengan berstatus AB 2 kader bisa melakukan beberapa hal yang tidak bisa dilakukan AB 1, tetapi apakah setelah menjadi AB 2 kita bisa memanfaatkan semua ‘fitur’ yang didapatkan oleh status AB 2 itu?! Tidak semudah yang engkau bayangkan, kawan!

DM 2 bukan MESIN PENCETAK SUPERMAN! Yang seolah-olah jika sudah ikut DM 2 orang yang semulanya BIASA SAJA menjadi BISA APA SAJA. Itu anggapan yang keliru! Sehebat apapun DM 2-nya, kalau antum-nya tidak siap akan percuma!

AB 2 hanyalah sekedar gelar, bukan representasi dari kualitas diri seseorang. Mengikuti DM 2 juga bukan sebuah sensasi yang patut dikejar-kejar. Ia hanyalah secuil proses dari jalan menuju perbaikan kualitas diri. AB 2 pun tidak seharusnya menjadi hal yang dibangga-banggakan. Setelah menjadi AB 2, apa yang akan antum lakukan? Itulah yang menjadi PR besar!

Jadi, persiapkanlah mulai dari sekarang keberangkatanmu. Entah kapan DM 2-nya, jangan pedulikan itu. Yang penting terus up-grade diri menjadi kader KAMMI yang berkualitas.



Kedung Pengkol, 14 Januari 2011
Menjelang maghrib, di tengah suara deras hujan

1 komentar:

  1. "Selama berproses di KAMMI, banyak pengalaman yang kuperoleh. Dan itulah yang terakumulasi membentuk seorang Gading yang antum ketahui saat ini. Bandel, susah diatur, sak karepe dewe, dan sebagainya"....
    bbbbeeeeuuuhhhh.... :D

    BalasHapus